Pertumbuhan kredit tahun ini diprediksikan mengalami anomali daripada tahun-tahun sebelumnya atau pertumbuhan kredit semester kedua lebih kecil daripada semester pertama. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh adanya pengaruh dari tekanan perekonomian global yang mendorong kenaikan harga minyak dan pangan dunia. Pengaruh tekanan eksternal ini akan mendorong kenaikan suku bunga yang memang seharusnya dilakukan untuk meredam inflasi, dengan begitu maka daya beli masyarakat akan melemah dan permintaan kredit akan melemah.
Seharusnya kenaikan kredit untuk semester kedua lebih besar daripada semester pertama, namun pada semester pertama tahun ini pertumbuhan kredit malah terus melonjak, padahal seharusnya turun. Hal ini yang membuat sebagian kalangan perbankan berhati-hati.
Seharusnya kenaikan kredit untuk semester kedua lebih besar daripada semester pertama, namun pada semester pertama tahun ini pertumbuhan kredit malah terus melonjak, padahal seharusnya turun. Hal ini yang membuat sebagian kalangan perbankan berhati-hati.