Kamis, 31 Juli 2008

Tidak Ada SUN Dari Pemerintah

Dengan kondisi APBN-P 2008 yang masih cukup aman, pemerintah tidak akan mencari suntikan dana baru dari obligasi negara. Oleh karena itu maka untuk tahun ini pemerintah tidak menerbitkan Surat Utang Negara atau SUN.
Dijadwalkan pada 19-26 Agustus Surat Berharga Negara Syariah (SBSN) atau sukuk akan diterbitkan melalui sistem book building. Penjatahan dan penetapan harga sukuk dilaksanakan tanggal 27 Agustus dan akan resmi diterbitkan serta dilakukan pembayaran dan listing tanggal 28 Agustus. Penerbitan sukuk ini akan menggunakan aset negara senilai Rp18,3 triliun berupa tanah dan bangunan.
Rencana penerbitan sukuk ini terkait dengan sikap pemerintah yang lebih memprioritaskan penerbitan obligasi syariah berdenominasi rupiah ketimbang mata uang asing. Berkurang atau bertambahnya jumlah penerbitan selanjutnya akan mempertimbangkan permintaan sukuk di dalam negeri.

Harga Bahan Bakar Khusus Turun

Dijadwalkan mulai tanggal 1 Agustus 2008, harga Bahan Bakar Khusus turun. Berikut ini adalah daftar dari harga baru BBK hingga hari Kamis tanggal 31 Juli 2008:
Pertamax Plus:
  1. Batam Rp 9.500 dari Rp 10.000
  2. SPBU Bersaing Rp 10.050 dari Rp 10.700
  3. UPms I Rp 10.250 dari Rp 11.000
  4. UPms III Rp 10.100 dari Rp 10.750
  5. UPms IV dan V Rp 10.300 dari Rp 11.000
  6. UPms VI Rp 10.300 dari Rp 11.000

Pertamina Dex:

  1. UPms III dan V Rp 12.900 dari Rp 13.500

Biopertamax:

  1. UPms III Rp 9.850 dari Rp 10.600
  2. UPms V Rp 10.000 dari Rp 10.750
  3. Bali Rp 10.150 dari Rp 10.800.

Pertamax:

  1. UPms I Rp 9.950 dari Rp 10.900
  2. UPms II Rp 10.200 dari Rp 10.900
  3. UPms III Rp 9.850dari Rp 10.600
  4. UPms IV dan V Rp 10.000 dari Rp 10.750
  5. UPms VI Rp 10.000 dari Rp 10.700
  6. UPms VII Rp 10.250 dari Rp 11.000
  7. Palu Rp 11.250 dari Rp 12.000
  8. Bali Rp 10.150 dari Rp 10.800
  9. SPBU Bersaing Rp 9.800 dari Rp 10.550
  10. Bangka Rp 11.300 dari Rp 12.000

Selasa, 29 Juli 2008

Rp2,4 triliun Untuk Telkom

Hari ini, selasa, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mendapat kucuran kredit dari enam bank lokal sebesar Rp2,4 triliun. Bank-bank yang terlibat dalam sindikasi tersebut adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dengan porsi kredit Rp500 miliar dan konsorsium Bank Jabar yang terdiri sub-partisipan terdiri Bank Jateng, Bank Jatim dan Bank Papua sebesar Rp700 milliar. PT Bank Negara Indonesia Tbk menjadi lead arranger dalam sindikasi tersebut.

Fasilitas kredit ini akan digunakan untuk keperluan general purpose dengan jangka waktu lima tahun, termasuk grace periode satu tahun. Selain itu pada kesempatan yang sama juga ditandatangani nota kesepahaman kerjasama antara Telkom dan BNI tentang pemanfaatan potensi usaha secara bersama, yang meliputi kerjasama infrastruktur jasa informasi dan telekomunikasi serta jasa telekomunikasi. Selain itu ditambahkan kerjasama customer base untuk pengembangan bisnis, program jasa penjualan dan pemasaran, kemitraan pendidikan, jasa pengembangan produk dan layanan bersama.

Kredit Bank Mandiri Naik 27,46 Persen

Lain BNI lain Mandiri. Untuk semester I 2008 kredit PT Bank Mandiri Tbk atau BMRI meningkat 27,46 persen menjadi Rp125,44 triliun dibandingkan kredit periode yang sama tahun lalu. Dalam laporan keuangannya disebutkan setelah dipotong PPA kredit yang diberikan sebesar Rp5,44 triliun, kredit dalam mata uang rupiah pada semester I 2008 sebesar Rp93,81 triliun dan kredit valas sebesar Rp31,63 triliun setelah dipotong PPA sebesar Rp3,60 triliun. Total kredit pada semester I tahun lalu mencapai Rp98,41 triliun.

Persentase penyaluran kredit UMKM terhadap total kredit sebesar 15,29 persen atau lebih besar dari semester I tahun lalu sebesar 13,30 persen, dengan persentase jumlah debitur UMKM terhadap total debitur 47,52 persen, dari tahun lalu sebesar 38,42 persen. Penyaluran kredit usaha kecil atau KUK berdasarkan neraca aktiva produktif pada semester I 2008 sebesar Rp3,89 triliun atau 2,9 persen dari total kredit atau berkurang dari semester I 2007 sebesar 4,01 persen. Lalu persentase jumlah debitur KUK terhadap total debitur mencapai 19,31 persen.

PT Bank Mandiri Tbk juga mencatat kenaikan kredit properti menjadi Rp11,44 triliun dari Rp10,31 triliun, namun kredit properti yang direstrukturisasi berkurang menjadi Rp881,37 miliar dari Rp1,43 triliun.

Laba bersih konsolidasi meningkat 56,5 persen menjadi Rp10,47 triliun dari Rp6,69 triliun sehingga laba bersih per saham setelah terdelusi menjadi RpRp123,66. Laba bersih per saham tahun lalu setelah terdelusi menjadi Rp103,08. Mereka juga mencatat kenaikan total aktiva 13,24 persen menjadi Rp285,77 triliun dari Rp252,34 triliun.

Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga atau LDR pada semester I 2008 naik menjadi 59,53 persen dibandingkan tahun lalu yang berjumlah 53,64 persen. Rasio kecukupan modal atau CAR perseroan dengan memperhitungkan risiko pasar dan risiko kredit turun menjadi 17,58 persen dari tahun lalu yang sebesar 24,40 persen. Sebaliknya, rasio kredit bermasalah atau NPL netto berhasil turun dari 3,89 persen menjadi 0,84 persen.

Peningkatan Laba Bersih Jaya Property

JRPT atau PT Jaya Real Property Tbk mencatatkan peningkatan laba bersih mereka. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya pendapatan usaha sebesar 32 persen menjadi Rp284,44 miliar dari Rp215,24 pada semester I 2007. Namun sayangnya beban usaha juga naik menjadi Rp47,90 miliar dari Rp36,47 miliar. Oleh karena itu untuk semester I 2008 tercatat laba bersih mereka tumbuh sekitar 28,6 persen menjadi Rp59,43 miliar, dan sudah barang tentu membuat laba per sahamnya juga meningkat menjadi Rp21,61 dari sebelumnya hanya Rp16,81 YoY.

Selain peningkatan laba bersih JRPT juga mencatat kenaikan total aktiva sebesar 16,5 persen menjadi Rp2,12 triliun dari sebelumnya Rp1,82 triliun dikarenakan oleh munculnya piutang hubungan istimewa sebesar Rp8,56 miliar, serta karena adanya uang muka investasi sebesar Rp1,2 miliar dan bertambahnya investasi saham dari Rp5,44 miliar menjadi Rp6,47 miliar.

BNI Anjlok 56 Persen

PT Bank Negara Indonesia Tbk mendapati laba bersih mereka untuk semester I 2008 turun menjadi Rp439 miliar dari Rp1 triliun YoY atau mencatat penurunan sebesar 56 persen. Penurunan ini dikarenakan kredit bermasalah tahun ini yang mencapai Rp2,15 triliun, atau meningkat dari jumlah tahun lalu yang hanya sekitar Rp998 miliar. Namun walaupun laba bersih mereka turun, mereka masih mencatatkan kenaikan dalam Net interest income triwulan yang tahun lalu "hanya" Rp3,33 triliun menjadi sebesar Rp4,63 triliun.

Yah, namanya juga usaha, ada untung/rugi kali.

Telkom Tekan Utang Valas

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mengeluarkan kebijakan baru menyangkut utang valas mereka. Selama ini sekitar 90 persen pendapatan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk diperoleh dalam bentuk rupiah, hal ini menyebabkan mereka sedikit kebingungan untuk membayar utang2 mereka yang bukan dalam mata uang rupiah. Oleh karena itu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk berusaha menekan jumlah utang valas mereka sebagai bentuk usaha untuk menjaga kondisi keuangan perseroan dari gejolak nilai tukar yang sangat fluktuatif.

Dalam perhitungannya, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk berusah menekan utang valas mereka hingga ke angka 40 persen atau berusaha menurunkan 30 persen dari total utang vals mereka selama ini yang berada di kisaran 70 persen.

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk telah menyepakati perjanjian dengan tiga bank senilai Rp2,5 triliun menyangkut kebijakan ini, sementara PT Perusahaan Listrik Negara mendapat pinjaman sekitar Rp2,8 triliun. Semua kredit itu adalah sebuah bagian dari total belanja modal perseroan tahun ini yang senilai Rp23,12 triliun yang akan ditanggung renteng. Bunga dari sindikasi perbankan itu sebesar JIBOR rata-rata tiga bulan plus 1,2 persen.

Pada triwulan I/2008 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk membukukan pendapatan sebesar Rp15 triliun. Nilai itu 8,5 persen lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan triwulan I/2007 yang "hanya" sebesar Rp13,8 triliun, sedangkan laba bersih mereka pada triwulan I/2008 mencapai Rp3,2 triliun atau meningkat 5,4 persen dibandingkan laba bersih pada triwulan I/2007 yang berjumlah Rp3 triliun.

Senin, 28 Juli 2008

IHSG Naik

Aksi borong investor pada saham GGRM, perbankan dan BUMI memicu kenaikan IHSG di Bursa Efek Indonesia. IHSG tercatat naik sebesar 1,35 persen menjadi 2.275,68.

Pada sesi dua perdagangan sore tadi saham-saham perbankan merajai lantai bursa. Berikut daftar beberapa saham-saham perbankan:

BBNI naik 60 persen menjadi Rp1.420
BBRI naik Rp50 menjadi Rp6.050
BNBA naik Rp15 menjadi Rp115
PNBN terkoreksi Rp10 menjadi Rp930
LPBN minus Rp50 menjadi Rp2.750

Adanya koreksi pada harga minyak mentah langsung menjadika harga saham sektor tambang melonjak sehingga indeks saham sektor tambang naik menjadi 2.888 atau 13,77 persen. Berikut daftar beberapa saham-saham sektor tambang:

BUMI, ADRO Rp40 menjadi Rp1.670
INCO naik Rp100 menjadi Rp4.425
TINS naik Rp900 menjadi Rp31.000

Harga minyak dunia yang menjadi aktor utama sementara dalam minggu ini sangat berdampak bagi IHSG hari ini, contohnya, ketika harga minyak naik, maka berakibat negatif bagi sektor lain, namun positif bagi beberapa saham pertambangan. Seiring dengan adanya prediksi perlambatan permintaan yang disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi global terutama Amerika dan China, rupanya sangat berpengaruh terhadap belum stabilnya harga minyak dan menjadikan para investor tidak berani atau lebih tepatnya belum berani memutuskan arah untuk harga minyak--apakah akan rebound atau turun.

Sementara itu saham sektor pertanian rupanya masih dilirik dan mencatat kenaikan harga, terbukti dari naiknya indeks pertanian walaupun hanya kenaikan tipis, yaitu hanya 0,62 persen menjadi 2.360. Berikut daftar beberapa saham-saham sektor pertanian:

SGRO naik Rp50 menjadi Rp3.175
AALI tidak bergerak pada level Rp21.750
UNSP terkoreksi Rp30 menjadi Rp1.370

Lumayan untuk sektor pertanian, setidaknya naik, tidak seperti saham aneka industri yang malah terkoreksi: minus 1,19 persen menjadi 227,33 dikarenakan penurunan harga ASII yang tercatat minus Rp400 menjadi Rp21.950.

Sebelumnya saya sudah menulis tentang GGRM pada sesi satu perdagangan hari senin. Pada sesi dua, GGRM menjadi top gainers, melejit 19,23 persen atau Rp1.000 menjadi Rp6.200 dengan nilai transaksi Rp7,82 miliar, disusul ULTJ naik 28,57 persen menjadi Rp720 senilai Rp1,63 miliar, BUMI naik 6,72 persen atau Rp350 menjadi Rp6.300.

Piuh...

Minggu, 27 Juli 2008

GGRM Naik

Setelah Rachman Halim yang menjabat sebagai Komisaris Utama Gudang Garam dilaporkan meninggal di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura pada Minggu pukul 5.16, saham GGRM mengalami kenaikan tajam dalam kurun waktu kurang lebih sembilan tahun, yaitu sekitar 19,23 persen.

Pada penutupan akhir pekan lalu, harga GGRM masih Rp5.200, namun pada penutupan perdagangan sesi pagi ini (senin), harga GGRM meningkat menjadi Rp6.200 atau mengalami peningkatan sebesar Rp1.000.

Meningkatnya harga saham GGRM ini dikarenakan oleh adanya spekulasi dari pasar yang menyatakan bahwa meninggalnya Rachman Halim selaku pemilik perusahaan yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama dari PT Gudang Garam Tbk menjurus pada isu akan dijualnya perusahaan rokok terbesar kedua di Indonesia ini kepada perusahaan rokok multinasional.

Menurut peringkat yang dibuat oleh JP Morgan, di tengah penurunan IHSG selama tahun ini yang berkisar di angka 18 persen, Gudang Garam mencatat penurunan sebesar 27 persen. Penurunan sebesar itu sangat besar bagi perusahaan sebesar Gudang Garam mengingat 27 persen penurunan tersebut dialami hanya dalam kurun waktu setengah tahun. Namun angka tersebut bukan apa-apa mengingat adanya perbandingan saham GGRM terhadap penurunan IHSG. Jika kita hanya melihat penurunan harga dari GGRM maka kita akan mendapatkan angka kerugian yang lebih besar lagi. Tercatat pada tanggal 14 Januari 2008 adalah harga tertinggi untuk saham GGRM, yaitu Rp8.700, sedangkan pada tanggal 22 Juli 2008, GGRM mencapai titik terendah, yaitu terpeleset ke angka Rp4.950. Dalam kurun waktu itu (14 Januari-22 Juli), saham GGRM mengalami penurunan sebesar 52 persen.

Sabtu, 26 Juli 2008

Wall Street Terangkat

Terdorong oleh laporan-laporan melebihi perkiraan pada pesanan barang manufaktur tahan lama dan penjualan rumah baru, Saham-saham di Wall Street rebound pada Jumat waktu setempat atau Sabtu WIB. Data pemesanan barang manufaktur tahan lama memperlihatkan kenaikan sebesar 0,8 persen pada Juni, hal ini mengalahkan ekspektasi turun 0,3 persen. Dan data tentang penjualan rumah baru AS lebih baik daripada perkiraan 505.000 unit, yaitu pada level tahunan 530.000 unit atau lebih baik 0,6 persen dari perkiraan.

Indeks DJIA naik 21,41 poin atau 0,19 persen, ditutup pada 11.370,69, rebound dari 2,4 persen pada hari Kamis. Indeks komposit Nasdaq naik 30,42 poin atau 1,33 persen, ditutup 2.310,43. Indeks Standard & Poor`s 500 naik 5,22 poin atau 0,42 persen dan ditutup 1.257,76.


Minyak US$ 100 Per Barrel

Pada hari Jumat, salah satu anggota OPEC, Venezuela setuju menjual minyak kepada Spanyol sebesar US$100 kepada Spanyol sebanyak 10.000 barel per hari. Disetujui bahwa Spanyol akan membayar minyak tersebut selain dengan uang, juga dengan obat-obatan dan barang lainnya.

Spanyol dan Venezuela membuat perbedaan dengan harga minyak di pasar dunia, dengan menyediakan pasokan bahan bangunan, teknologi baru dan obat-obatan. Salah satu acuan Venezuela untuk menjual minyaknya di harga tersebut adalah karena adanya keyakinan dari mereka bahwa harga minyak dunia akan mencapi harga US$100 per barel.

Minyak Fluktuatif

Harga minyak dunia kini sangat fluktuatif. Setelah kemarin atau Kamis WIB menunjukan penguatan dikarenakan oleh adanya technical rebound setelah dua hari sebelumnya menurun tajam, kini hari sabtu WIB atau jumat waktu New York, harga minyak kembali melemah.

Minyak mentah light sweet jatuh US$2,23 menjadi US$123,26 per barrel pada saat penutupan di New York. Light Sweet adalah minyak mentah yang dijadwalkan untuk pengiriman bulan September. Di London, minyak mentah Brent North Sea turun US$1,92 menjadi US$125,02 per barrel untuk pengiriman bulan September. Dengan demikian pekan ini saja harga minyak dunia telah merosot sebesar US$5,62.


Jumat, 25 Juli 2008

WARTA BISNIS: Cari Duit | Buat Duit | Blogging: Contact Me

WARTA BISNIS: Cari Duit | Buat Duit | Blogging: Contact Me

Cari Duit | Buat Duit | Blogging: Contact Me

Cari Duit | Buat Duit | Blogging: Contact Me

IHSG Turun

Dalam jangka waktu seminggu ini IHSG mengalami peningkatan yang lumayan setelah menguatnya saham properti, perbankan dan aneka industri serta baiknya laporan keuangan dari beberapa emiten pada semester I 2008 dan juga karena adanya sentimen positif dari melemahnya harga minyak dunia. Namun pada hari ini IHSG ditutup melemah.

Selain karena melemahnya bursa global dan menguatnya harga minyak dunia menjadi US$125,5 atau terjadi kenaikan sebesar US$1 per barel, aksi profit taking juga berperan dalam meminta korban. Kali ini yang menjadi korban adalah IHSG. Pada penutupan perdagangan sesi pagi IHSG melemah sebesar15,164 poin atau -0,67 persen menjadi 2.241,890.

Energi Mega Persada akan Lakukan Refinancing

PT Energy Mega Persada Tbk akan segera melakukan refinancing (membiayai kembali) utangnya kepada Merrill Lynch yang akan segera jatuh tempo pada tanggal 27 Juli 2008. Refinancing yang akan dilakukan oleh PT Energy Mega Persada Tbk konon sebesar US$ 120 juta. Dana sebesar itu diperoleh dari pinjaman dari beberapa bank di Indonesia.

Dengan angka sebesar itu bukan berarti harus bersantai dan menikmati hilangnya utang. PT Energy Mega Persada Tbk konon berencana untuk kembali menggalang dana guna melakukan refinancing kepada Credit Suisse yang akan segera jatuh tempo pada 15 Agustus 2008. Ada satu hal lain yang akan membuat pusing perusahaan tersebut, yaitu utang yang lebih besar dibandingkan utang mereka kepada Merrill Lynch yang "hanya" sebesar US$ 120 juta. Utang kepada Credit Suisse mencapai angka US$ 152,75 juta.

Kamis, 24 Juli 2008

Pengaruh Dow Jones Terhadap IHSG

Isu profit taking mewarnai perdagangan pada hari jum'at, 25-07-2008. IHSG yang terus melonjak selama empat hari ini semakin menguatkan isu akan adanya profit taking dari sejumlah saham. IHSG diprediksikan akan melemah seiring dengan melemahnya bursa regional yang diakibatkan oleh melemahnya Dow Jones pada perdagangan hari kamis, 27-07-2008.

DJIA turun 283,19 poin atau 2,43 persen ke level 11.349,28. Sementara itu Nasdaq merosot 45,77 poin atau setara dengan 1,97 persen ke level 2.280,11. Indeks Nikkei-225 turun 148,25 point atau 1,09 persen ke level 13.455,06 pada saat pembukaan akhir pekan ini.

Turunnya DJIA atau Dow Jones Industrial Average diakibatkan oleh data pasar perumahan yang ternyata overvalue. Dilaporkan bahwa penjualan rumah di Amerika Serikat pada bulan Juni merosot ke dalam titik terendah selama 10 tahun terakhir, sebanyak 2,6 persen.

Rencana Chrysler

Demi mengurangi pembayaran gaji karyawan, Chrysler berencana untuk mengurangi jumlah karyawannya. Selain dengan cara mengurangi secara langsung, pihak Chrysler pun rupanya akan menerima pengunduran diri secara sukarela dari para karyawannya.

Walaupun baru sekedar rencana, namun rencana pahit ini nampaknya memang harus ditempuh oleh pihak Chrysler, mengingat dalam enam bulan pertama tahun 2008, penjualan mereka merosot sebesar 22 persen. Rencananya pihak Chrysler akan melepas 1000 karyawannya, dan dari hasil pelepasan ini nampaknya Chrysler akan menghasilkan pengurangan gaji karyawan sebesar 5,4 persen.

Inflasi Menjerat Malaysia

Kenaikan subsidi BBM sebesar 41 persen pada bulan Juni memicu inflasi pada Juni dan Juli. Akibat dari kenaikan substansial harga bahan bakar minyak pemerintah Malaysia dipusingkan dengan melonjaknya tingkat inflasi tahunan mereka. Tercatat 7,7 persen pada Juni dan angka tersebut merupakan yang tertinggi selama 26 tahun. Hal ini kontan membuat pemerintah Malaysia waspada.

Sebelumnya para ekonom telah memprediksikan tingkat inflasi pada bulan Juni hanya 6,6 persen, namun pada kenyataannya tingkat inflasi tersebut lebih daripada angka yang telah diprediksikan. Hal ini sontak membuat pemerintah Malaysia khawatir mengingat angka tersebut merupakan yang tertinggi yang pernah mereka alami.

Pada bulan Juni, harga transportasi naik sebesar 19,6 persen dan 10 persen untuk harga makanan dan minuman non alkohol dibandingkan dengan bulan Juni tahun lalu. Sementara harga konsumen naik 3,7 persen pada paruh pertama tahun 2008 dibandingkan dengan periode tang sama tahun 2007.

Untuk menekan laju inflasi ke tarap normal, para ekonom memperkirakan akan terjadinya kenaikan tingkat suku bunga bank sentral pada akhir Juli sebesar 25 basis poin. Pada saat ini tingkat suku bunga utama Malaysia sendiri berkisar pada angka 3,50 persen.

Menarik untuk menyimak kelanjutan dari kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah Malaysia untuk menekan inflasi yang mereka hadapi.

Naiknya Pasar Saham Eropa

Geliat perekonomian Eropa yang semakin hari semakin mantap berimbas ke berbagai bidang. Hal ini tentu saja sangat positif mengingat Eropa merupakan salah satu pusat perekonomian dunia. Kota-kota seperti London, Paris, Milan, Frankfurt merupakan beberapa titik penting yang menjadi tonggak pergerakan positif Eropa dala bidang ekonomi. Semua terbukti dengan selalu bergairahnya bursa-bursa di kota-kota tersebut setiap harinya.

Semakin pesat dan berkembangnya perekonomian Eropa salah satu contohnya ditandai dengan terkatrolnya indeks-indeks saham di sana. Sebagai contoh, pada hari Rabu terjadi kenaikan pada saham pasar Eropa. Di London indeks FTSE 100 meningkat 1,60 persen menjadi 5.449,90 pada saat penutupan. Indeks CAC 40 di Paris melambung 1,88 persen menuju angka 6.536,09.

Selasa, 22 Juli 2008

Harga Minyak Di Tengah Badai Dolly

Seiring dengan munculnya badai Dolly di teluk Meksiko, harga minyak pun turut bergoyang. Setelah sempat jatuh hingga lebih dari US$16 pekan lalu, harga minyak mulai naik kembali pada hari senin waktu setempat. Penurunan pekan lalu disebabkan oleh banyak faktor terutama karena adanya angin topan tropin di teluk Meksiko dan juga banyaknya tekanan terhadap Iran untuk dengan segera menghentikan program nuklirnya, mengingat Iran sebagai produsen minyak terbesar keempat di dunia.

Badai Dolly di teluk Meksiko ini turut mengancam fasilitas minyak dan gas di kawasan tersebut, salah satunya adalah Shell yang hingga saat ini telah mengevakuasi kurang lebih 185 karyawannya dari lokasi tersebut.

New York, minyak mentah jenis "light sweet" menguat US$2,16 dan ditutup pada US$131,04 per barrel untuk pengiriman Agustus. London, Brent North Sea melonjak US$2,42 menjadi US$132,61 per barrel untuk pengiriman September.

Hingga saat ini OPEC tetap pada keputusan untuk menolak meningkatkan produksi minyak mentahnya. Hal ini membuat, Pusat Studi Energi Global (CGES), menghimbau OPEC untuk menjual heavy sour crude yang lebih mahal untuk penyulingannya daripada minyak mentah light sweet dengan diskon terbesar.

Harga minyak pada saat ini tampak berputar sekitar US$150 per barrel. Pada awal bulan ini harga minyak melambung hingga US$147 per barrel, sebagian indikasi dikarenakan melemahnya US$ dan juga terjadinya ketegangan dikarenakan misi nuklir Iran.

Gejala kenaikan harga minyak ini akan sangat membuat dunia masuk ke dalam masa resesi jika saja harga minyak dunia mencapai lebih dari US$150. Sebagian negara negara berkembang bahakan telah memasuki tahap awal resesi.