Setelah Rachman Halim yang menjabat sebagai Komisaris Utama Gudang Garam dilaporkan meninggal di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura pada Minggu pukul 5.16, saham GGRM mengalami kenaikan tajam dalam kurun waktu kurang lebih sembilan tahun, yaitu sekitar 19,23 persen.
Pada penutupan akhir pekan lalu, harga GGRM masih Rp5.200, namun pada penutupan perdagangan sesi pagi ini (senin), harga GGRM meningkat menjadi Rp6.200 atau mengalami peningkatan sebesar Rp1.000.
Meningkatnya harga saham GGRM ini dikarenakan oleh adanya spekulasi dari pasar yang menyatakan bahwa meninggalnya Rachman Halim selaku pemilik perusahaan yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama dari PT Gudang Garam Tbk menjurus pada isu akan dijualnya perusahaan rokok terbesar kedua di Indonesia ini kepada perusahaan rokok multinasional.
Menurut peringkat yang dibuat oleh JP Morgan, di tengah penurunan IHSG selama tahun ini yang berkisar di angka 18 persen, Gudang Garam mencatat penurunan sebesar 27 persen. Penurunan sebesar itu sangat besar bagi perusahaan sebesar Gudang Garam mengingat 27 persen penurunan tersebut dialami hanya dalam kurun waktu setengah tahun. Namun angka tersebut bukan apa-apa mengingat adanya perbandingan saham GGRM terhadap penurunan IHSG. Jika kita hanya melihat penurunan harga dari GGRM maka kita akan mendapatkan angka kerugian yang lebih besar lagi. Tercatat pada tanggal 14 Januari 2008 adalah harga tertinggi untuk saham GGRM, yaitu Rp8.700, sedangkan pada tanggal 22 Juli 2008, GGRM mencapai titik terendah, yaitu terpeleset ke angka Rp4.950. Dalam kurun waktu itu (14 Januari-22 Juli), saham GGRM mengalami penurunan sebesar 52 persen.
Pada penutupan akhir pekan lalu, harga GGRM masih Rp5.200, namun pada penutupan perdagangan sesi pagi ini (senin), harga GGRM meningkat menjadi Rp6.200 atau mengalami peningkatan sebesar Rp1.000.
Meningkatnya harga saham GGRM ini dikarenakan oleh adanya spekulasi dari pasar yang menyatakan bahwa meninggalnya Rachman Halim selaku pemilik perusahaan yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama dari PT Gudang Garam Tbk menjurus pada isu akan dijualnya perusahaan rokok terbesar kedua di Indonesia ini kepada perusahaan rokok multinasional.
Menurut peringkat yang dibuat oleh JP Morgan, di tengah penurunan IHSG selama tahun ini yang berkisar di angka 18 persen, Gudang Garam mencatat penurunan sebesar 27 persen. Penurunan sebesar itu sangat besar bagi perusahaan sebesar Gudang Garam mengingat 27 persen penurunan tersebut dialami hanya dalam kurun waktu setengah tahun. Namun angka tersebut bukan apa-apa mengingat adanya perbandingan saham GGRM terhadap penurunan IHSG. Jika kita hanya melihat penurunan harga dari GGRM maka kita akan mendapatkan angka kerugian yang lebih besar lagi. Tercatat pada tanggal 14 Januari 2008 adalah harga tertinggi untuk saham GGRM, yaitu Rp8.700, sedangkan pada tanggal 22 Juli 2008, GGRM mencapai titik terendah, yaitu terpeleset ke angka Rp4.950. Dalam kurun waktu itu (14 Januari-22 Juli), saham GGRM mengalami penurunan sebesar 52 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar